FERMENTASI PADA BUAH ANGGUR

Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur. Ada beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Sweet Wine, dan Fortified Wine:
- Red Wine adalah wine yang dibuat dari anggur merah (red grapes). Beberapa jenis anggur merah yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah merlot, cabernet sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir.
- White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur putih (white grape). Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin blanc.
- Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda atau merah jambu yang dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan proses pembuatan Red Wine. Di daerah Champagne, kata Rose Wine mengacu pada campuran antara White Wine dan Red Wine.
- Sparkling Wine adalah wine yang mengandung cukup banyak gelembung karbon dioksida di dalamnya. Sparkling Wine yang paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Hanya Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang tumbuh di desa Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh disebut dan diberi label Champagne.
- Sweet Wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi (residual sugar) sehingga membuat rasanya menjadi manis.
- Fortified Wine adalah wine yang mengandung alkohol lebih tinggi dibandingkan dengan wine biasa (antara 15% hingga 20.5%). Kadar alkohol yang tinggi ini adalah hasil dari penambahan spirit pada proses pembuatannya.
- 1. Bahan dan Alat yang digunakan dalam Fermentasi Anggur
- a. Bahan yang digunakan
Buah yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine apabila mengandung asam-asam seperti asam tartart, malat dan sitrat. Asam tartart adalah antioksidan dan menghasilkan rasa asam. Asam malat juga dikenal sebagai asam buah terutama pada apel. Asam sitrat adalah pengawet alami dan juga memberi rasa asam.
Khamir (ragi) adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.
Jika proses fermentasi telah selesai, maka dilakukan proses penjernihan. Dalam proses penjernihan umumnya ditambahan tanin. Tanin akan membantu pembentukan flavor. Proses penambahan tanin ini disbut aging karena setelah ditambahkan wine dibiarkan beberapa lama (dapat sampai berbulan-bulan). Tanin umumnya ditambahkan pada pembuatan red wine. Red wine dibuat dari anggur hitam dan kulitnya tidak dipisahkan dalam proses pembuatanya. Tanin terdapat pada kulit buah, tangkai dan biji
.
Apa Yang Dimaksud Dengan Tannin?
Tannin adalah substansi dalam wine yang menyebabkan pengeratan, seperti rasa kering di dalam mulut anda. Zat ini diekstrak dari kulit, biji, dan batang anggur, jadi red wine akan mengandung lebih banyak tannin daripada white wine.
White wine akan memeperoleh sebagian zat tannin jika untuk proses fermentasi dan pematangan digunakan barel-barel dari kayu oak. Cobalah memakan kulit anggur atau minumlah teh kental atau tanpa gula untuk merasakan seperti apa rasa dari zat tannin di mulut anda.
Apa Yang Dimaksud Dengan Sulfida?
Berdasarkan hukum yang berlaku, semua wine yang diproduksi di Amerika akan mencantumkan keterangan “Mengandung Sulfida” pada labelnya. Hal ini disebabkan karena terdapat sedikit persentase dari penderita penyakit asma bisa memiliki tingkat sensitifitas yang ekstrim terhadap zat ini.
Sulfida atau Sulfurdioksida adalah senyawa yang terbentuk secara alami selama proses fermentasi. Bahkan terkadang, produsen wine akan menambahkan sedikit zat ini sebagai antibakterial dan pengawet. White wine memiliki kandungan sulfida yang lebih besar, karena wine ini membutuhkan lebih banyak perlindungan.
- b. Alat yang digunakan
Hidrometer diperlukan jika kita benar-benar akan membuat wine terutama untuk perdagangan. Hidrometer digunakan untuk mengukur berat jenis, potensial gula dan alkohol).
- c. Proses Fermentasi
Selama fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua.
Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang tidak boleh adanya oksigen masuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam kadar yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat berasa lebih manis atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.
Bagaimana Cara Wine Memperoleh Warnanya?
Anda mungkin tahu bahwa ada anggur hijau dan anggur hitam. Dan jenis anggur yang berbeda, digunakan untuk membuat wine yang berbeda pula.
Yang mungkin anda belum tahu adalah, hampir seluruh juice anggur (bahkan yang diproduksi dari anggur hitam) pada dasarnya memiliki tekstur antara tidak berwarna sampai berwarna keemasan.
Cara wine memperoleh warna nya adalah dengan membiarkan kulit buah anggur terendam dalam juice selama proses fermentasi. Sesungguhnya anda dapat membuat white wine dari anggur hitam dengan cara memisahkan kulit anggur dari juice nya. Champagne merupakan salah satu contoh yang paling populer.
Jika kulit anggur dibiarkan dalam wine dalam waktu yang singkat, maka akan dihasilkan rose wine. Jika dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, maka hasilnya adalah red wine.
Apa Yang Memberikan Cita Rasa Pada Tiap-Tiap Wine?
Meskipun hanya menggunakan sedikit bahan baku, ada banyak hal yang mempengaruhi cita rasa wine. Pertama-tama, ada begitu banyak jenis anggur. Setiap jenis anggur akan memproduksi rasa, aroma, dan bahkan tekstur yang berbeda.
Selain itu, kondisi tanah dan cuaca dimana anggur tersebut tumbuh amat sangat mempengaruhi variabel-variabel tersebut.
Tidak hanya itu, si pembuat wine dapat mengendalikan banyak hal melalui cara pembuatan, temperatur, dan jenis ragi yang digunakan untuk proses fermentasi. Variabel lain seperti fermentasi atau penyimpanan wine dalam barel-barel kayu oak juga mempengaruhi rasa dari wine yang dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar